Deskripsi Interaksi Antar Komponen Dalam Sistem Pakar
Sistem Pakar adalah sistem komputer yang dirancang untuk meniru kemampuan seorang ahli dalam memecahkan masalah pada bidang tertentu, sistem pakar bekerja melalui kolaborasi antara beberapa komponen yang saling berinteraksi, yaitu user interfance, knowledge base, inference engine, explanation facility, dan knowledge acquisition.
Interaksi antar komponen ini terjadi secara terstruktur dan berurutan, membentuk sebuah siklus pengolahan informasi dari input pengguna sampai sistem memberikan solusi yang menyerupai keputusan seorang ahli manusia.
1. User Interface (Antarmuka Pengguna)
Interaksi dimulai dari pengguna (user) yang
berkomunikasi dengan sistem melalui user interface.
Interface ini bisa berupa aplikasi desktop, web, atau chatbot — tempat di mana
pengguna memasukkan data, pertanyaan, atau gejala yang ingin dianalisis.
Contoh:
Seorang petani memasukkan gejala “daun menguning” dan “pertumbuhan lambat” pada
sistem pakar tanaman padi.
Data ini akan diteruskan ke inference
engine untuk diproses.
2. Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
Setelah sistem menerima input, knowledge base menjadi
sumber informasi utama untuk analisis.
Bagian ini berisi kumpulan pengetahuan para ahli, biasanya disimpan
dalam bentuk:
- Fakta
(data nyata dari dunia nyata),
- Aturan
(if–then rules), dan
- Heuristik
(pengalaman dan intuisi ahli).
Contoh format
aturan:
IF daun menguning AND pertumbuhan lambat THEN kekurangan nitrogen
Knowledge base tidak
bekerja sendiri; ia membutuhkan inference engine untuk menalar dan
mencari aturan yang cocok dengan data dari pengguna.
3. Inference Engine (Mesin Inferensi)
Komponen ini adalah “otak” dari sistem pakar.
Tugasnya adalah melakukan penalaran logis menggunakan data dari pengguna
dan aturan dari knowledge base.
Proses ini melibatkan dua metode utama:
- Forward
chaining (penalaran dari fakta → kesimpulan)
Sistem mulai dari data masukan dan terus menelusuri aturan yang cocok hingga menemukan solusi akhir. - Backward
chaining (penalaran dari kesimpulan → verifikasi fakta)
Sistem mulai dari dugaan kesimpulan dan memeriksa apakah fakta-fakta mendukungnya.
Contoh:
Input “daun menguning” → mesin mencari aturan yang melibatkan gejala tersebut →
menemukan aturan tentang “kekurangan nitrogen”.
Setelah cocok, sistem
menyimpulkan bahwa tanaman kekurangan nitrogen.
4. Explanation Facility (Fasilitas Penjelasan)
Setelah inference engine menghasilkan kesimpulan,
sistem memberikan penjelasan logis kepada pengguna tentang bagaimana
hasil itu diperoleh.
Ini penting agar pengguna percaya pada hasil sistem, karena tahu alasan
di balik rekomendasi yang diberikan.
Contoh:
“Sistem menyimpulkan bahwa tanaman kekurangan nitrogen karena gejala daun
menguning dan pertumbuhan lambat cocok dengan aturan dalam basis pengetahuan.”
Dengan begitu, pengguna tidak
hanya tahu hasilnya, tetapi juga alasannya.
5. Knowledge Acquisition (Akuisisi Pengetahuan)
Komponen ini berfungsi pada tahap pengembangan dan
pemeliharaan sistem.
Interaksinya terjadi antara pakar manusia dan pengembang sistem
untuk memperbarui atau menambah aturan di knowledge base agar sistem
tetap relevan.
Contoh:
Ahli pertanian memberikan pengetahuan baru bahwa “bintik coklat pada daun juga
bisa menunjukkan penyakit blas.”
Informasi ini kemudian dimasukkan ke knowledge base sebagai aturan baru.
6. Database (Basis Data Pendukung)
Dalam sistem pakar modern, ada pula database tambahan
yang menyimpan data historis atau hasil konsultasi sebelumnya.
Database ini berinteraksi dengan knowledge base untuk memperkaya hasil
analisis sistem.
Rangkuman Interaksi
Komponen
Berikut alur interaksi antar komponen secara berurutan:
- User
memberikan input melalui user interface.
- Input
dikirim ke inference engine.
- Inference
engine mencari aturan di knowledge base yang relevan dengan
input.
- Sistem
menghasilkan kesimpulan berdasarkan pencocokan aturan.
- Explanation
facility menjelaskan bagaimana solusi diperoleh.
- Hasil
dikirim kembali ke user interface dan ditampilkan kepada pengguna.
- Jika
ada pengetahuan baru, knowledge acquisition memperbarui knowledge
base.
Kesimpulan
Interaksi antar komponen dalam sistem pakar membentuk suatu
mekanisme yang menyerupai proses berpikir seorang ahli manusia. Setiap komponen
saling terhubung dan berperan penting: user interface menjadi jembatan
komunikasi, knowledge base sebagai sumber pengetahuan, inference
engine sebagai pengambil keputusan, dan explanation facility sebagai
pemberi alasan logis. Kombinasi semua komponen inilah yang memungkinkan sistem
pakar menghasilkan solusi yang cerdas dan dapat dipercaya.
Referensi
- Giarratano,
J. C., & Riley, G. (2005). Expert Systems: Principles and
Programming.
- Kusumadewi,
S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).
- Sutojo,
T., Mulyanto, E., & Suhartono, V. (2011). Kecerdasan Buatan.
- Modul
Sistem Pakar – UIN Sumatera Utara (PDF)
- Merancang
dan Membuat Sistem Pakar – Neliti

.png)
Komentar
Posting Komentar